Senin, 03 November 2008

"ERA BEBOP TAHUN 1940 ( Kembalinya Expresi dan Jati Diri Jazz)"


ERA BEBOP TAHUN 1940
Kembalinya Expresi dan Jati Diri Jazz


Pada akhir tahun 30-an, Swing telah menjadi bisnis hiburan yang sangat besar dan merupakan bisnis musik paling bagus pada saat itu sampai dijuluki pula "greatest music of all time". Kata "Swing" menjadi daya tarik penjualan yang bagus dan dikaitkan dengan penjualan produk-produk Dari mulai rokok sampai pakaian wanita, dan jika musik sudah disesuaikan untuk permintaan komersial seringkali menjadi suatu persoalan klise yang tidak ada habisnya pada musik itu sendiri, yaitu antara idealisme musikal dan komersial.

Dalam jazz seringkali ketika suatu gaya atau cara bermainnya menjadi komersial, perkembangannya malahan akan sebaliknya karena adanya beberapa grup atau musisi yang menginginkan menemukan atau membuat sesuatu yang baru pada musik tersebut. Dan hal inilah yang terjadi pada saat itu dan merupakan reaksi perlawanan dari gaya mode swing yang merebak pada saat itu.

Perkembangan musik baru ini, yang mendorong pertama kali berasal dari Kansas City dan sebagian besar musisi-musisi tersebut berdiam di Harlem, terutama di tempat yang dinamakan Minton's Playhouse, dan sekali lagi dimulailah suatu era baru perkembangan musik jazz. Pada waktu itu memang musik baru tidak berkembang dan tidak ditemukan suatu kreasi baru dalam band-band yang bermain, hal ini disebabkan karena penganut gaya lama hanya membuat atau menulis lagu-lagu untuk musik Swing yang komersial, dan gaya baru hanya dibentuk oleh para pemainnya secara personal yang dengan kesadaran penuh berusaha membuat sesuatu yang baru, tetapi itupun baru pada permainan-permainan individu instrumen mereka dan belum mempengaruhi gaya musik grup bandnya secara keseluruhan. Tetapi di Minton's Playhouse ini para musisi berkumpul dan menciptakan suatu gaya musik baru atau yang mereka namakan sebagai modern jazz (pada waktu itu) dan Minton's akhirnya menjadi suatu titik sentral yang penting dalam perkembangan gaya baru tersebut seperti halnya New Orleans pada era sebelumnya.

Dan gaya bermusik yang baru ini dinamakan Bebop, kata tersebut rupanya untuk mencerminkan atau menggambarkan suatu bunyi atau suara dari interval musik yaitu , Flatted Fifth. Istilah ini seperti pernah diterangkan oleh Dizzy Gilliespie seorang trumpeter yang juga merupakan salah satu exponen penting dalam era Bebop ini, bahwa "bebop" merupakan sesuatu tentang ekspresi jazz dan orang sudah dikatakan memainkan beboppada saat dia bermain dan secara spontan pemain tersebut atau para musisinya melakukan atau memainkan suatu loncatan melodi (melodic leaps). Flatted Fifth menjadi suatu interval yang sangat penting pada bebop, atau ada kemudian yang menyebutnya hanya bop. Pada masa era Swing, hal ini (flatted fifth) dianggap sesuatu yang "salah", meskipun hal tersebut digunakan dalam passing chord untuk menghasilkan efek harmoni tertentu, dan hal ini sebetulnya pernah dilakukan oleh Duke Ellington dan Wiilie "The Lion" Smith pada sekitar tahun 20-an. Tetapi pada saat era Bebop ini hal tersebut merupakan suatu karakteristik yang menyatu, seperti harmoni dasar yang dekat dengan bentuk-bentuk awal jazz yang diperluas secara konstan. Kalu kita amati selama sepuluh hingga duapuluh tahun kemudian flatted fifth ini telah menjadi seperti "blue note" pada era sebelumnya.

Dan jati diri para musisi-musisi jazz yang menginkan perubahan dan kembali kepada ekspresi dan idealisme musikal ,mereka dapat diubah melaui Bebop ini. Mereka kebanyakan tidak suka musiknya hanya dianggap sebagai hiburan belaka dan bebop ini dianggap sebagai revitalisasi akar ekspresi jazz akan tetapi dengan perluasan gramatik musik yang sangat penting sebagai reaksi terhadap standar-standar yang sedang ngetrend pada waktu itu. Charlie Parker yang merupakan penggagas dan tokoh penting dalam era Bebop selain Dizzy Giliespie pernah merumuskan : " …saya jenuh dengan akor-akor klise, akor-akor yang dimainkan oleh setiap musisi. Saya yakin bahwa masih ada sesuatu yang lain. Pada mulanya saya bisa mendengarkannya, tetapi belum bisa memainkannya. Kemudian pada suatu kesempatan pentas pada tahun 1939 saya mementaskan karya 'Cherokee' dan sambil bermain saya menyadari bahwa jika saya gunakan interval-interval yang lebih jauh dari nada dasar masing-masing akor …maka baru kali ini saya memainkan yang saya dengar. "Musik Bebop sangat diwarnai dengan kromatik serta nada-nada disonan. Walaupun kerangka harmoninya masih tetap sebagai pola dasar, cara pengolahan harmonimya lebih luas. Justru estetika improvisasi dari Parker ini membuktikan bahwa gaya melodinya adalah harmoni yang dimainkan horizontal dan jika struktur harmoninya sederhana, Parker membuatnya lebih rumit. Dan dengan bebop ini musik "jazz" kembali kepada aspek jazz pada awalnya yaitu improvisasi, dimana pada era Swing benyak yang lebih mementingkan aransemen saja.

Apresiasi musik Bebop oleh masyarakat , baik kaum negro maupun kulit putih, pada awalnya sangat buruk . tentu saja karena musik ini dianggap "aneh" tidak sesuai dengan norma-norma yang sudah distandarisasi pada waktu itu dan kurang kondusif untuk suasana "entertainment" , tapi inilah musik "seni" yang merupakan ekspresi murni dari seorang musisi dan tidak hanya melayani komoditi hiburan semata dan Parker memang banyak mendapat perhatian pada waktu itu dengan musiknya tersebut, pemain saxophone Bennie Green mengatakan : " saat Charlie Parker mulai tampil di dunia jazz, dia menyebabkan banyak bentrokan, perselisihan serta rekasi agresif dari kebanyakan musisi. Baru kali ini tidak cukup untuk mengatakan 'saya penganut jazz…', melainkan sekarang ini perlu disebut penganut siapa?! Artinya harus disebut apakah penganut jazz sebelum Parker atau penganut jazz ala Parker. Louis Armstrong pun berpendapat bahwa musisi Bebop hanya ingin melecehkan jazz…" .

Musisi-musisi lain yang sangat penting perannya dalam era bebop ini selain Charlie Parker dan Dizzie Giliespie adalah Thelonius Monk dengan suatu gaya piano yang sangat unik dan menjadi pelopor konsep piano dari Cecil Taylor pada tahun 60-an, pemain drum Kenny Clarke, pianis Bud Powell yang sering disebut sebagai "father of bebop piano" serta seorang komposer dan arranger Tadd Dameron.

"TOKOH-TOKOH MUSISI YANG PENTING DALAM ERA SWING (Bagian Kedua)"


TOKOH-TOKOH MUSISI YANG PENTING DALAM ERA SWING (Bagian Kedua)


Lester Young berkomentar bahwa Coleman Hawkins, pemain tenor saxophone yang lahir di Missouri 21 November 1904 ini adalah pemain tenor saxophone sejati atau "The Real Tenor Saxophone Players" dan yang membuat kita tahu bahwa itu benar-benar suara tenor saxophone. Kreasi Hawkins telah memperkaya perbendaharaan gaya dalam bermain tenor saxophone dan selama empat puluh lima tahun dia masih menjaga dan mengukuhkan senioritasnya dalam permainan tenor saxophone.
Coleman Hawkins taken from RedHotJazz,


Coleman Hawkins pertama kali bermain musik di lingkungan sekolahnya pada umur dua belas tahun dan pada umur belasan tahun tersebut dia sudah biasa bermain di Kansas dan berkeliling pada akhir minggu di Chicago. Dimana di kota-kota itu dia mendengar permainan Buster Baily, Stomp Evans dan Ted Lewis. Pada tahun 1921 dia bergabung bersama Mammie Smith Jazz Hound's dan pada tahun 1924 Hawkins bergabung bersama big band pimpinan Fletcher Henderson selama sepuluh tahun, dalam big band tersebut dia banyak berperan sebagai salah seorang solois yang cukup menonjol dan dengan cepat dia menjadi bintang dalam big band tersebut. Dengan permainan saxophonenya yang cepat, bahkan ada yang mengandaikan permainannya secepat roller coaster, Hawkins seperti menjadi satu tim dengan para jago-jago musik yang bermain dalam big band tersebut seperti Buster Baily dan Jimmy Harrison yang kemudian menjadi teman dekatnya. Selama bergabung dengan Henderson dia memberi kontribusi yang cukup penting dalam kelompok tersebut termasuk menciptakan salah satu komposisi klasik standard "Stampede".

Namun sampai tahun 1934 Hawkins merasa kecewa dengan Henderson dan kemudian dia mengirim telegram kepada Jack Hylton di London untuk selanjutnya dia selama lima tahun banyak bermain di Eropa terutama di Inggris. Setelah kembali ke Amerika Hawkins membuat rekaman pertamanya sebagi leader band dan solois dengan titel "Body and Soul", dari album dan lagu tersebut membuat Hawkins semakin populer bahkan permainannya dianggap menjadi prototipe permaina tenor saxophone dalam musik jazz. Dan lagu "Body and Soul" tersebut mendampingi kepopuleran lagu louis Armstrong yang populer pada saat itu yakni "West and Blues". Di era selanjutnya, pada era Bebop dan Hardbop pada tahun 1940-an dan 1950-an, Hawkins tidak ketinggalan mode atau gaya dengan para musisi-musisi muda pada waktu itu. Dia sempat beberapa kali bekerja sama dengan para musisi bebop yang menonjol seperti Thelonious Monk, Stan Getz dan Sonny Rollins. Oleh karena permainannya yang luar biasa dia oleh beberapa pemain tenor saxophone dianggap sebagai "nabi" nya tenor saxophone dan Coleman Hawkins meninggal pada tanggal 19 Mei 1969.

Solois lain yang menonjol dan penting pada era Swing adalah seorang pianis yang buta sejak kelahirannya di Toledo, Ohio 13 Oktober 1909, dia adalah Art Tatum. Tatum belajar bermain piano sejak masa kanak-kanak dan sudah bermain band pada usia belasan tahun di Toledo dan Cleveland. Pada tahun 1932 dan 1933 dia menjadi seorang pemain piano yang bermain secara reguler di Adelaide Hall new York, bahkan sempat membuat album pertaman
ya dalam periode tersebut. Tatum sempat mempiunyai karis sebagai solois di klub-klub kota Chicago dan New York kemudian sempat bermain di Eropa sebelum dia membentuk kelompok trionya sendiri pada tahun 1943 bersama gitaris sekaligus vokalisT
Art Tatum from The art of Tatumz
iny grimes dan pemain bass Slam Stewart dan semapat merekam album terkenal "I Got Rhythm". Sampai kematiannya pada 5 November 1956 pun Tatum selalu membagi waktu antara penampilan solo piano dengan beberapa grup trionya maupun antara bermain di night club dan bermain di concert hall.

Tidak seperti pemain lainnya dalam perkembangan permainan piano dalam sejarah musik jazz, Art tatum seolah meringkas semua yang telah dilakukan oleh pendahulunya dalam gayanya yang khas dan dia tidak hanya telah membuka peluang untuk perkembangan permainan piano dalam musik jazz terhadap para pemain piano pada era-era selanjutnya tetapi juga untuk para musisi yang memainkan instrumen lainnya. Pada dasarnya dia terinspirasi dari permainan piano Fats Waller dan para pemain "semi classic", dia mampu membuat permainan stride piano yang mempunyai kesan kompleks terlihat lebih sederhana dan dapat diikuti, dengan tempo yang kadang-kadang lebih cepat untuk semata-mata menikmati ekspresinya.

Sumber utama dari gaya Art tatum adalah penjabaran kembali atas komposisi-komposisi standard, disbanding dengan pemain stride piano yang lain Tatum lebih cenderung menjadi aransir daripada seorang improvisator, dia lebih suka memberikan semacam "dekorasi" disetiap permainannya. Kekuatannya yang besar dalam era ini adalah variasi ritmiknya yang tidak henti-henti dan bahkan kadang-kadang menjadi terlalu banyak untuk diikuti. Dalam hal ini dia mempunyai pengaruh yang besar pada era-era bebop terutama para pemain pianonya yang berusaha untuk memindahkan karakter permukaannya dan meninggalkan fleksibilitas ritmiknya. Pengaruh paling besar dalam gaya Tatum adalah juga harmonisasi yang lebih halus, meskipun hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh Ellington pada karya-karyanya tahun '30-an, terutama berhubungan dengan penggunaan interval chord yang lebih banyak variasinya. Hal ini bukan kebetulan kalau hal tersebut menarik perhatian para pemain instrumen lainnya, terutama para pemain saxophone, dan semua teknik-teknik harmonisasi pemain seperti Coleman Hawkins, Charlie Parker sampai John Coltrane sangat dipengaruhi Tatum. Didalam perkembangan musik piano dalam musik jazz, Art tatum mempunyai ciri yang sangat khas bahkan beberapa pengamat dan kritisi menyebut kekhasannya tersebut sebagai "Art Tatum School". Hal ini dibuktikan dengan banyak penerus dikemudian hari yang permainanya sangat dipengaruhi oleh ciri khas permainan Art tatum tersebut seperti pianis Oscar Peterson, Monty Alexander sampai pianis muda Benny Green.

"TOKOH-TOKOH MUSISI YANG PENTING DALAM ERA SWING (Bagian Pertama)"


TOKOH-TOKOH MUSISI YANG PENTING DALAM ERA SWING (Bagian Pertama)


Era Swing juga telah banyak mengadirkan atau memunculkan tokoh-tokoh musisi yang menonjol dan berperan dalam era Swing tersebut dan bahkan mempengaruhi perkembangan musik jazz untuk era selanjutnya. Para musisi tersebut antara lain para pimpinan big band, Count Basie, Duke Ellington, Fletcher Henderson, Jimmy Lunceford, ataupun si "Raja Swing" Benny Goodman. Sedangkan banyak lagi musisi yang lebih mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan sebagai solois, seperti para saxophonist Coleman Hawkin, Benny Carter, Ben Webster, Johny Hodges, para pianis seperti Art Tatum. Terddy Wilson, Fats Domino, para drummer seperti Gene Krupa, Cozy Cole, Sid Carlett, kemudian para pemain trumpet seperti Roy Eldridge, Rex Stewart, Bunny Berigan dan tidak ketinggalan para vokalis bersuara emas seperti Billy Holiday, Ella Fitzgerald, Sarah Vaughn, Cab Calloway. Sebenarnya masih banyak lagi kalau disebut satu persatu musisi jazz pada saat itu, namun kita pilih yang menonjol saja dan mewakili pada eranya.

Count Basie yang bernama asli William Basie adalah musisi kelahiran Red Bank, Nerw Jersey 21 Agustus 1904. Pada a
wal tahun 1920-an sudah menjadi musisi professional dan bermain di Asbury Park, New Jersey dan di New York Club. Sebelumnya dia kurang diperhitungkan sebagai pianis, tapi
Count Basie, 1969 - Ron Joy--Globe Photos
setelah mendapatkan bimbingan secara professional dari Fat Waller, Basie mulai berkembang permainan dan karirnya. Pada awal-awal rekaman dengan Benny Moten dan beberapa pertunjukannya dia bermain stride piano sangat bagus, namun gaya permainannya jikalau tidak didukung dengan rhytm section yang bagus tidak akan mencapai suatu keberhasilan yang maksimal. Pada tahun 1929 sampai tahun 1934 dia bersama Benny Moten banyak bekerja sama dengan Walter Page, Jimmy Rushing, Buster Smith, Lester Young dan Hot Lips Page. Mereka ini adalah musisi-musisi inti dalam kelompiknya Count Basie di Kansas City. Setelah benny Moten meninggal, band tersebut manambah anggotanya antara lain pemain bariton saxophon Jack Washington, penabuh drums Jo Jones, pemain trumpet Buck Clayton dan peniup tenor saxophon Herchel Evan. Ditandai dengan adanya agen band nasional dan kontrak rekaman, band tersebut pindah ke New York pada akhir tahun 1936 dan menambah anggotannya menjadi 12 orang, yaitu Freddie Green yang memainkan gitar dan pemain saxophon Earl Waren. Bermula dari kelompok inilah terkenal menjadi Count Basie Big Band dan sukses sekali dalam setiap pertunjukannya. Setelah itu sampai tahun 1940-an personilnya banyak silih berganti, dan setelah Count Basie meninggal pada 26 April 1984, Count Basie Big Band dipimpin oleh Frank Foster dengan nama yang masih sama yaitu Count Basie Big Band. Dan dasar-dasar musik yang diciptakan oleh Count Basie Big band ini sampai sekarang masih sering dianut dan mempengaruhi beberapa kelompok Big Band dan cirri khas musiknya terkenal sebagai Basies Basic.

Pemimpin big band lain yang sangat menonjol dari tahun 1920-an adalah Edward Kennedy Ellington atau lebih dikenal dengan nama Duke Ellington, yang lahir pada tanggal 29 April 1899 di Washington DC. Dia mulai belajar piano dari sejak kecil dan sangat tertarik dengan musik ragtime, dia sebenarnya juga mempunyai cita-cita sebagai seorang pelukis. Namun pada tahun 1917 dia membentuk band yang bermain untuk acara-acara dansa sampai bertemu dengan penabuh drum dari New Jersey, Sonny Greer yang mendorongnya untuk menjadi musisi professional. Mereka bermain bersama di Wisconsin dan Atlantic City sebelum menetap di New York pada tahun 1923. Disana dia bermain pada kelompok sextet dibawah pimpinan Elmer Snowden dimana kelompok ini merupakan kelompok dari Ellington dan teman-temannya sesama daerah. Kelo
mpok yang beranggotakan 10 orang ini sukses bermain di beberapa night club terutama di Cotton Club, sehingga mendapatkan reputasi nasional. Semasa kariernya, banyak dibantu musisi-musisi jazz yang akhirnya menjadi bintang antara lain, peniup alto saxophon Johny Hodges, pemain tenor saxophon Ben Webster, pemain bass Jimmy Blanton, pianis dan komposer Bille Strayhorn, Peniup saxophon yang dianggap mempunyai gaya modern Paul Gonsalves, peniup trumpet Clark Terry dan masih banyak lagi pemain dari band Ellington yang akhirnya menjadi solois terkenal. Duke Ellington merupakan seorang musisi yang mempunyai kelebihan tersendiridalam menciptakan komposisi, arnsir dan harmonisasi yang tidak dimiliki oleh banyak musisi jazz yang lain. Dan seperti Count Basie gaya musik dari Ellington juga banyak mempengaruhi musisi-musisi dan big band sesudahnya bahkan sampai sekarang dan dikenal sebagai gaya Ellingtonia. Ellington meninggal pada tanggal 24 Mei 1974 dan bersama big bandnya dia juga pernah melakukan pertunjukan di Indonesia pada tahun 1970 .

"ERA SWING SEBAGAI "THE GOLDEN AGE OF JAZZ"


"ERA SWING SEBAGAI "THE GOLDEN AGE OF JAZZ"


Dengan terjadinya depresi perekonomian dunia pada sekitar permulaan decade 1930 yang membuat keadaan perekonomian Amerika Serikat semakin berat, sebagai salah satu dampaknya adalah banyak lapangan pekerjaan menghilang sehingga menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal ini juga dirasakan dalam sejarah perkembangan musik jazz, termasuk industri rekamannya. Banyak musisi jazz juga seolah-olah terpisah dan menghilang begitu saja. Demikian juga dengan para pendengar setianya, mereka lebih banyak tinggal dirumah masing-masing sambil mendengarkan radio atau televisi daripada pergi menonton pertunjukan musik jazz di klab atau gedung pertunjukan lainnya.

Namun pada tahun 1934, seorang pimpinan band dan pemain klarinet yang bernama Benny Goodman memukau para pendengar radio dengan permainan musik jazz yang dibawakannya yang lebih "hot" daripada gaya-gaya jazz sebelumnya. Kelompok tersebut dalam bulan Juli 1935 mengadakan pertunjukan keliling di Amerika Serikat. Dari setiap penampilannya , terutama di radio dan televisi ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dati para pecinta musik jazz. Hal ini semakin membuat optimis Goodman dalam menampilkan kelompok mereka dari ballroom ke ballroom yang lainnya dengan membawakan repertoar yang sedikit lebih manis dan diadaptasikan terhadap musik dansa. Dari mulai saat itulah, Benny Goodman bersama Quartetnya benar-benar "meledak", sampai akhir perang dunia II. Hal ini terjadi bersamaan dengan pulihnya keadaan peerekonomian di sana walaupun sedikit demi sedikit.

Dengan cepat musik jazz bergaya Swing menjadi sering dimainkan di seluruh negara tersebut, termasuk di hotel-hotel, klab malam maupun kampus dan gedung teater. Seorang kritisi dan fotografer, Bill Gottlieb menyebutkan masa tersebut sebagai "The Golden Age of Jazz". Mungkin pendapat tersebut cukup beralasan karena berbagai hal yang menunjukan dominasi musik jazz yang sedang menjadi trend yang popular pada waktu itu. Hal ini juga tergambarkan melalui banyaknya pendengar musik jazz lama dan "pendatang baru" yang tua maupun muda tetap berkumpul, termasuk penggemar musik jazz dari kalangan orang kulit putih bertambah besar jumlahnya daripada sebelumnya. Para "pendatang baru" tersebut juga lebih terdidik dan bahkan lebih fanatik. Mereka menggemari musik jazz seperti mereka menggemari permainan liga baseball atau basket. Dan sampai pada pertengahan 1930-an mulai banyak kelompok band yang bermunculan, disamping kelompok-kelompok big-band yang sudah ada sejak tahun 1920-an. Dan pada era inilah tampaknya jazz juga telah menjadi suatu gaya hidup, hal ini ditunjukan dengan banyaknya promosi produk-produk yang ditawarkan kepada masyarakat dengan embel-embel swing.

Lebih jauh mengenai gaya Swing ini aantara lain gaya ini mempunyai karakter "jazz 4 ketukan", karena gaya-gaya jazz sebelumnya dikelompokkan pada "jazz 2 ketukan". Dengan penjelasannya kira-kira adalah jika didalam gaya swing terdapat 4 ketukan di setiap barnya sedangkan dalam gaya jazz sebelumnya dapat didengarkan sebagian besar menggunakan 2 ketukan dalam setiap barnya. Namun hal ini juga belum menjadi harga mati, karena Louis Armstrong sendiri, serta beberapa musisi gaya Chicago, tidak jarang pula menggunakan tempo 4/4 dalam musiknya pada tahun 1920-an. Bahkan Big band dari Jimmy Lunceford secara bergantian menggunakan tempo 2/4 dan 4/4.

Kata "swing" sendiri adalah sebuah terminology dasar dalam musik jazz, meskipun ada dua pemaknaan yang berbeda mengenai "swing". Pertama adalah "swing" dikonotasikan sebagai salah satu unsure ritmik musik jazz yang berasal dari sifat struktur formal musik klasik namun dibuat lebih elastis dan fleksibel. Swing terdapat di dalam semua fase, gaya dan periode perkembangan musik jazz. Ada juga yang berpendapat bahwa jika sebuah musik yang tidak mengandung "swing": berarti musik tersebut bukan jazz. Mengenai hal yang berkaitan dengan konotasi ini yaitu "swing" sebagai salah satu unsur musik jazz, biasanya ditulis dengan huruf kecil didepannya yaitu swing. Kedua, isitilah "swing" ini digunakan untuk menyebutkan gaya musik jazz yang dominan di decade 1930-an. Gaya ini merupakan satu sukses besar dalam hal komersial diantara gaya-gaya musik jazz yang lainnya sampai muncul fusion pada era 1970-an. Seperti telah disinggung sebelumnya, Benny Goodman diberi gelar "The King of swing", berkaitan dengan keterangan itu kita sebut "Swing" dengan huruf besar didepannya. Kurang lebih dari dua pengertian ini banyak digunakan oleh segenap kritisi dan pendidik musik jazz dalam prakteknya.

Ada sebuah perbedaan dalam mengatakan bahwa lagu jazz itu berirama swing dan itu adalah jazz bergaya Swing. Didalam setiap lagu jazz di dalam gaya Swing dipastikan itu juga berirama swing. Sebaliknya belum tentu setiap irama musik jazz yang mempunyai unsure swing dikatakan bergaya Swing.

Sebagai salah satu persembahan atas perkembangan musik jazz di era Swing ini adalah perkembangan kelompok big band seberti Bennie Moten Big Band, Jimmy Lucenford Orchestra, Count Basie Big Band dan Duke Ellington Orchestra. Dari masa ini juga muncul kontradiksi antara peran solois individu dalam sebuah big band untuk mendapatkan kedudukan yang penting dengan peran secara kolektif sebagai ungkapan harmonisasi yang lebih kuat. Namun musik jazz bisa jadi kolektif dan bersifat individu yang dilakukan secara bergantian, atau kemudian di dalam musik jazz dapat juga dilakukan imrovisasi secara bersamaan.

Era ini juga melahirkan tokoh-tokoh besar dan penting dalam musik jazz yang kemudian akan mempengaruhi perkembangan musik jazz sesudahnya dan mempengaruhi para pemain-pemain jazz sesudah era ini. Mereka antara lain seorang pemain saxophone Coleman Hawkin, Chu Berry, Benny Carter dan Johnny Hodges, pemain drums Gene Krupa, Cozy Cole dan Sid Catlett, pemain piano Fats Waller dan Teddy Wilson, pemain trumpet Bunny Beringan dan Rex Stewart, juga para komposer dan pimpinan big band seperti Duke Ellington dan Count Basie. Tampaknya melalui era Swing inilah musik jazz mulai diperhitungkan dan banyak menyebar ke berbagai negara dan juga sebagai pijakan untuk perkembangan jazz selanjutnya, sehingga tidak berlebihan kiranya era ini disebut sebagai "The Golden Age Of Jazz".